Indotoplist.com : Museum ini terletak di sebelah utara Alun – alun Utara Kraton Yogyakarta, memiliki koleksi budaya terlengkap setelah museum pusat Jakarta. Bangunan dengan arsitketur jawa ini dibangun tahun 1935 sebuah gapura yang bentuk arsikteknya menyerupai gapura pada Masjid Kudus menghubungkan pendopo dengan bangunan joglo induk, yang keseluruhannya merupakan arsitektur bangunan yang indah. Didalamnya memamerkan barang – barang tembikar dari zaman Neolitikum, arca – arca dan benda-benda perunggu dari abad VIII sampai abad X yang merupakan kelengkapan dari candi – candi di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah . | |
Berbagai jenis wayang dan topeng, gamelan, pusaka – pusaka, atau senjata yang berusia tua yang merupakan peninggalan budaya masyarakat Jawa dan bahkan koleksi budaya Bali terdapat disini. Museum ini juga memadai , terutama buku – buku yang berkaitan dengan kebudayaan, juga menyimpan warisan budaya rohani yang tiada ternilai tingginya. Museum ini dibuka pada : hari Selasa s/d Kamis jam : 08.00 – 13.00, Hari Jum’at jam : 08.00 – 11.00, sedangkan hari Sabtu pukul : 08.00 s/d 13.00 dan Minggu jam : 08.00 – 12.00, hari Senin dan hari – hari besar / libur tutup. | |
Sejarah Ringkas Pada tahun 1919 di Surakarta berdiri Yayasan Java Instituut yang bergerak dibidang kebuayaan Jawa, Madura, Bali dan Lombok. Yayasan ini dipimpin oleh Prof. Dr.D.A. Husein Jayadiningrat dibantu oleh Koperberg (sekretaris), Ir. Karsten (perencana bangunan museum), Stutterheim (arkeolog), P.H.W. Sitson dan K.P. Bosch (ahli museum dan penasehat museum pemerintah). Dalam kongres yang dilaksanakan pada tahun 1924, Java Instituut memutuskan akan mendirikan sebuah museum di Yogyakarta. Realisasi berikutnya dari keputusan kongres Java Instituut, adalah pembentukan sebuah panitia kecil pada thun 1931 dengan tugas mempersiapkan berdirinya sebuah museum. Panitia dipimpin Ir. Th. Karsten, P.H.W. Sitsen, dan S. Koperberg. Pada Tahun 1934 panitia kecil diberi wewenang untuk menentukan lokasi serta corak arsitektur bangunan museum. Tanah dan bangunan Schouten hadiah dari Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dimanfaatkan utnuk mendirikan museum ini. Kemudian dibangunlah pendapa dengan sengkalan "Buta Ngrasa Esthining Lata" yang artinya tahun 1865 Jawa atau tahun 1934 M. Peresmian pembukaan Museum Sonobudoyo ini dilakukan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada hari Rabu Wage, 9 Ruwan 1866 Jawa dengan ditandai candrasengkala " kayu Winayang ing Brahmana Budha" yang berarti tahun 1866 Jawa atau tanggal 6 Novemver 1935 Masehi. Bangunan Bangunan museum berupa rumah joglo dengan model masjid keraton Kasepuhan Cirebon, luas bangunan 7.867 m2. Bangunan ini terdiri : ruang pameran, pendapa kecil, pendapa besar, gandok kiri dan kanan, gudang, laboratorium, ruang konsevasi, perpustakaan, audotorium, dan perkantoran. Koleksi Museum ini memiliki koleksi benda-benda peninggalan dari masa prasejarah sampai masa Islam. Koleksi tersebut berupa : kapak batu, kubur batu, patung, teracota, wayang, topeng, kain batik dan sebagainya. Jumlah koleksi : 42.589 buah. Koleksi unggulan berupa topeng emas Puspasasira yang terbuat dari bahan emas, topeng tersebut merupakan perwujudan dari ratu Gayatri.Fasilitias Pendukung Museum ini memiliki fasilitas pendukung : ruang pertemuan, penginapan untuk tamu khusus, perpustakaan, dan ruang pameran. | |
ALAMAT: Museum Sonobudoyo, Jl. Trikora No. 6 Yogyakarta Phone: +62 274 418330 Jam Kunjungan:
| |
Sumber : Pemprov DIY (www.jogjaprov.go.id), foto: www.yogyes.com |
Senin, 27 Desember 2010
MUSEUM SONOBUDOYO-INDONESIA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar